Minggu, 12 Februari 2012

Perawatan Pasien dengan Hiperglikemia



HIPERGLIKEMIA
1.      Pengertian
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripoada rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 – 160 mg /100 ml darah ( Elizabeth J. Corwin, 2001 )
2.      Etiologi
·         Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan penting.
·         Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau langerhans.
·         Faktor predisposisi herediter, obesitas
·         Faktor imunologi; pada penderita hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Respon ini mereupakan repon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing
3.      Manifestasi klinik
-          Gejala awal umumnya yaitu ( akibat tingginya kadar glukosa darah) polipagi, polidipsi, dan poliuri.
-          Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering
-          Rasa kesemutan, kram otot
-          Visus menurun
-          Penurunan berat badan
-          Kelemahan tubuh dan luka yang tidak sembuh-sembuh
4.      Komplikasi hiperglikemia :
Dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
a.       Komplikasi akut
1)      Komplikasi metabolic
-          Ketoasidosis diabetic
-          Koma hiperglikemik hiperosmoler non ketotik
-          Hipoglikemia
-          Asidosis laktat
2)      Infeksi berat
b.      Komplikasi kronik
1)      Komplikasi vaskuler
-          Makrovaskuler : PJK, stroke, pembuluh darah perifer
-          Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
2)      Komplikasi neuropati
Neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare, diabetic, buli-buli neurogenik, impotensi, gangguan reflex kardiovaskuler.
3)      Campuran vascular neuropati
-          Ulkus kaki
4)      Komplikasi pada kulit
5.      Pemeriksaan penunjang
Diagnosis dapat dibuat dengan gejala-gejala diatas + GDS > 200 mg% (Plasma vena). Bila GDS 100 – 200 mg%, maka perlu pemeriksaan toleransi glukosa oral. Kriteria baru penentuan diagnostic DM menurut ADA menggunakan GDP > 126 mg/dl. Pemeriksaan lain yang perlu diperhatikan pada pasien DM adalah :
-          Hb
-          Gas darah arteri
-          Insulin darah
-          Elektrolit darah
-          Urinalisis
-          Ultrasonografi
6.      Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropati. Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia :
a.       Diet
1)      Komposisi makanan :
a)      Karbohidrat = 60 – 70%
b)      Protein 10 – 15%
c)      Lemak 20 – 25%
2)      Jumlah kalori perhari
a)      Antara 1100 – 2300 kkal
b)      Kebutuhan kalori basal : laki-laki : 30 kkal/kg BB, Perempuan : 25 kkal/kg BB
3)      Penilaian status gizi
BB
BBR = x 100 %
TB – 100
Kurus : BBR 110%
Obesitas bila BBRR > 110%
Obesitas ringan 120 – 130%
Obesitas sedang 130 – 140%
Obesitas berat 140 – 200%
Obesitas morbit > 200%
Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang bekerja biasa adalah :
Kurus : BB x 40 – 60 kalori / hari
Normal (ideal) : BB x 30 kalori / hari
Gemuk : BB x 20 kalori / hari
Obesitas : BB x 10 – 15 kalori / hari.
b.      Latihan Jasmani

c.       Penyuluhan
Dilakukan pada kelompok resiko tinggi; umur diatas 45 tahun, kegemukan lebih dari 120% BB idaman atau IMT > 27 kg/m, hipertensi > 140/90 mmHg, riwayat keluarga DM, dislipidemia, HDL 250 mg/dl, parah TGT atau GPPT (TGT : > 140 mg/dl – 2200 mg/dl), glukosa plasma puasa derange / GPPT : > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl).
d.      Obat berkaitan hiperglikemia
7.      Pengkajian keperawatan
a.       Aktivitas/istirahat
Gejala : lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot menurun, gangguan tidur/istirahat.
Tanda : takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas
b.      Sirkulasi
Gejala : adanya riwayat hipertensi, IM akut, klaudikasi, kebas, dan kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda : takikardia, perubahan tekanan darah postural; hipertensi, nadi yang menurun/tak ada, disritmia, krekels : DVJ (GJK), kulit panas, kering dan kemerahan; bola mata cekung
c.       Integritas ego
Gejala : stres; tergantung pada orang lain, masalah financial yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda : ansietas, peka rangsang.
d.      Eliminasi
Gejala : perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi) ISK baru/berulang, nyeri tekan abdomen, diare.
Tanda : Urine encer, pucat, kuning ; poliuri (dapat berkembang menjadi oliguria / anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi). abdomen keras, adanya asites, bising usus lemah dan menurun ; hiperaktif (diare).
e.       Makanan/cairan
Gejala : hilang nafsu makan, mual / muntah, tidak mengikuti diet ; peningkatan masukan glukosa / karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari / minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid).
Tanda : kulit kering / bersisik, tugor jelek, kekakuan / distensi abdomen, muntah, pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah), bau halotosis / manis, bau buah (napas aseton).
f.       Neurosensori
Gejala : pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesia, gangguan penglihatan.
Tanda : disorientasi; mengantuk, letargi, stupor/koma (tahap lanjut), gangguan memori (baru, masa lalu); kacau mental, reflex tendon dalam (RTD) menurun (koma), aktivitas kejang (tahap lanjut dari DKA).
g.      Nyeri/kenyamanan
Gejala : abdomen yang tegang / nyeri (sedang / berat).
Tanda : wajah meringis dengan palpitasi; tampak sangat berhati-hati.
h.      Pernapasan
Gejala : merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi / tidak).
Tanda : lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi pernapasan.
i.        Keamanan
Gejala : kulit kering, gatal; ulkus kulit.
Tanda : demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ulserasi, menurunnya kekuatan umum/rentang gerak, parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam).
j.        Seksualitas
Gejala : rabas vagina (cenderung infeksi), masalah impoten pada pria; kesulitan orgasme pada wanita.
k.      Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : faktor risiko keluarga; DM, penyakit jantung, stroke, hipertensi, penyembuhan yang lambat, penggunaan obat seperti steroid, diuretic (tiazid); Dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan.
Pertimbangan
Rencana pemulangan : Mungkin mmerlukan bantuan dalam pengarturan diet, pengobatan, pwerawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah
8.      Pemeriksaan Diagnostik
-          Glukosa darah ; meningkat 200 – 100 mg/dl, atau lebih
-          Aseton plasma ; Positif secara mencolok.
-          Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat.
-          Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l.
-          Elektrolit :
Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun.
Kalium ; Normal atau peningkatan semu (perpindahan seluller), selanjutnya akan menurun.
Fospor : Lebih sering menurun.
-          Hemoglobin glikosilat : Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup SDM ) dan karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan kontrol tidak adekuat Versus DKA yang berhubungan dengan insiden.
-          Glukosa darah arteri : Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
-          Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi ), leukositiosis, hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
-          Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan fungsi ginjal).
-          Amilase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankretitis akut sebagai penyebab dari DKA.
-          Insulin darah : Mungkin menurun / bahkan samoai tidak ada (pada tipe 1) atau normal sampai tinggi ( tipe II ) yang mengindikasikan insufisiensi insulin/gangguan dalam penggunaannya ( endogen /eksogen ). Resisiten insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibodi. (auto antibodi).
-          Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktifitas hormon tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
-          Urine : Gula dan aseton positif; berat jenis dan osmolalitas mungkin menigkat.
-          Kultur dan sensitivitas : Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi pernapasan dan infeksi pada luka.
9.      Diagnosa keperawatan yang sering muncul :
1)      Kekurangan volume cairan
2)      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3)      Risiko tinggi terhadap infeksi
4)      Risiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori
5)      Kelelahan
6)      Ketidakberdayaan
7)      Kurang pengetahuan (belajar) mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar